MAKALAH OSEANOLOGI PENDAHULUAN
TENTANG
“KIMIA OSEANOGRAFI”
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
yang dilimpahkan, akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kimia
Oseanografi ” ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah ini dibuat
secara terstruktur dengan tujuan agar dapat memberikan informasi yang
bermanfaat dan untuk memenuhi tuntutan tugas dari dosen pengajar mata kuliah
oseanologi pendahuluan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini sangatlah jauh
dari sempurna, hal ini tidak lepas dari kurangnya pengetahuan serta pengalaman
sebagai penyusun. Untuk itu, penyusun dengan terbuka menerima segala kritik dan
saran. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi kita semua khususnya bagi teman-teman mahasiswa program studi Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Makassar, 22 April 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ................................................................................
i
DAFTAR ISI
..............................................................................................
ii
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang .....................................................................................
1
1.2 Tujuan Penulisan
.................................................................................
1
BAB
II : PEMBAHASAN
II.1
Pengertian Air Laut............................................................................. 2
II.2
Komposisi Kimia Air Laut ................................................................ 2
II.3
Kimia Organik Dalam Air Laut ..........................................................
6
BAB
III : PENUTUP
III.1
Kesimpulan ....................................................................................... 8
III.2
Saran ..................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA
...............................................................................
9
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana
sebagai salah suatu ilmu yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah
meupakan suatu ilmu yang murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam
ilmu-ilmu dasar yang lain. Ilmu-ilmu
lain yang termauk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology), ilmu murni
(geography), ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu biologi, dan ilmu iklim (Hutabarat
dan Stewart, 1985).
Lautan merupakan suatu tempat mata pencaharian bagi
orang-orang Asia Tenggara yang telah berumur berabad-abad lamanya. Tidak di
mana pun juga hal ini benar-benar dapat dilihat di Indonesia di mana Negara ini
terdiri dari lebih kurang 13.000 pulau yang tersebar dan memiliki potensi
sumber daya yang kaya. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pengelolaan yang
berkelanjutan, sehingga sangat penting bagi kita untuk mempelajari oseanografi.
Dalam makalah ini, penyusun hanya menjelaskan masalah oseanografi dalam bidang
kimia.
I.2 Tujun Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah Untuk mengetahui
kajian tentang Air Laut dilihat dalam aspek kimia dan untuk mengetahui
Sumber-sumber kimia dalam lautan.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Air Laut
Air laut pada umumnya terdiri dari 96,5% air laut
murni dan sisanya unsur-unsur lain sifat Air Air adalah zat yang mengelilingi
semua organisme laut. Juga merupakan bagian terbesar pembentuk tubuh
tumbuh-tumbuhan dan binatang/hewan laut. Air juga merupakan medium tempat
terjadinya berbagai reaksi kimia, baik di dalam maupun di luar tubuh organisme
laut.
Air adalah suatu zat pelarut yang bersifat sangat
berdaya guna, yang mampu melarutkan zat-zat lain dalam jumlah yang lebih besar
daripada zat cair lainya. Sifat ini dapat dilihat dari banyaknya unsur-unsur
pokok yang terdapat dalam air laut.
Diperkirakanhampir 50 trilliun metrik ton garam yang larut dalam air laut.
II.2 Komposisi Kimia Air Laut
Komposisi Kimia Air murni merupakan suatu
persenyawaan kimia yang sangat sederhana yang terdiri dari dua atom hydrogen (H)
yang berikatan dengan satu atom Oksigen (O). Atom- atom hiodrogen terikat ke
atom oksigen secara asimetris sedemikian rupa sehingga kedua atom hidrogen
berada di satu ujung sedangkan atom oksigen berada di ujung lainya. Ikatan
antara atom hidrogen dan oksigen dilakukan pemakaian elektron secara bersama
yaitu setiap atom hidrogen memiliki satu elektron yang dipakai secara bersama-sama
dengan atom oksigen. Sifat polar molekul air ini mengakibatkan tempat kedudukan
hidrogen yang positif akan menarik tempat kedudukan oksigen yang negatif dari
molekul air yang lain. Ikatan seperti ini disebut ikatan hidrogen, yang terjadi
diantara dua molekul air yang berdekatan. Kekuatan ikatan ini sangat lemah,
hanya 6 persen dari kekuatan ikatan antara atom oksigen dan atom hidrogen dalam
sebuah molekul air dan ikatan ini mudah lepas sekali tetapi juga mudah
terbentuk kembali. Unsur-unsur utama dalam air dapat
dilihat pada Tabel.
Tabel 1 Unsur utama dan
unsur yang jarang dari air laut.
ION
|
PERSEN
BERAT
|
a.
utama
|
|
Klor (Cl-)
Natrium (Na+)
Sulfat (SO42-)
Magnesium (Mg2+)
Kalsium (Ca2+)
Kalium (K+)
Sub total
|
55.04
30.61
7.68
3.69
1.16
1.10
99.28
|
b.
jarang
|
|
Bikarbonat (HCO3-)
Bromida (Br-)
Asam borat (H3BO3)
Stronsium (Sr2+)
Sub total
|
0.41
0.19
0.07
0.04
0.71
|
Total
|
99.99
|
Air laut juga mengandung sejumlah besar gas-gas
udara terlarut. Semua gas-gas yang ada
di atmosfer dapat dijumpai di dalam air laut, walaupun jumlah mereka ini
terdpat dalam perbandingan yang tidak sama seperti yang ada di udara (Hutabarat
dan Stewart, 1985).
Tabel 2 Perbandingan
Jumlah Kandungan Gas-gas Yang Terdapat di Atmosfer Dengan Yang Terlarut di
Dalam Air Laut.
Jenis
gas
|
Konsentrasi
di atmosfer (cm3/liter udara)
|
Konsentrasi
di dalam air laut ( cm3/liter air)
|
Nitrogen
|
780.90
|
13
|
Oxygen
|
209.50
|
2
- 8
|
Argon
|
9.32
|
0.32
|
Carbon
dioxide
|
0.30
|
50
|
Neon
|
182
x 10-4
|
1.8
x 10-4
|
Helium
|
52
x 10-4
|
5.0
x 10-5
|
Krypton
|
10
x 10-4
|
6.0
x 10-5
|
Xenon
|
8
x 10-5
|
7.0
x 10-6
|
II.2.1 Salinitas
Air
laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan
partikel - partikel tidak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat
fisis air laut (densitas, kompresibilitas, titik beku, temperatur dimana
densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat tapi tidak menetukannya.
Garam-garamaman utama yang terdapat dala air laut adalah klorida (55%), natrium
(31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potassium (1%) dan sisanya
(<1%) terdisi dari bikarbonat, bromide, asam borak, strontium dan florida.
Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat,
gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal di laut dalam.
Tinggi rendahnya kadar garam
(salinitas) sangat tergantung kepada faktor-faktor berikut:
a.
Penguapan, makin besar tingkat penguapan
air laut di sutu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah
yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar
garamnya.
b.
Curah hujan, makin besar/banyak curah
hujan di suatu daerah wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan
sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
c.
Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, main banyak yang bermuara ke
laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin
sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.
Air laut adalah air murni yang
didalamnya terlarut berbagai zat padat dan gas. Satu contoh air laut seberat 1.000
g akan berisi kurang lebih 35 g senyawa-senyawa terlarut yang secara kolektif
disebut garam. Dengan kata lain, 96.5 persen air laut berupa air murni dan 3.5
persen zat terlarut. Banyaknya zat terlarut disebut dengan salinitas. Ilmuwan dalam bidang biologi dan oseanografi, pada umumnya
lebih suka mengatakan salinitas dengan satuan satu per seribu. Oleh karena itu,
suatu sampel air laut yang khas seberat 1.000 g yang mengandung 35 g senyawa-senyawa
terlarut mempunyai salinitas 35 per seribu. Zat terlarut meliputi garam-garam
anorganik, senyawasenyawa organik yang berasal dari organisme hidup dan gas-gas
terlarut. Fraksi terbesar dari bahan terlarut terdiri dari garam-garam
anorganik yang berwujud ion-ion. Salinitas pada berbagai tempat di lautan
terbuka yang jauh dari daerah pantai variasinya sempit saja, biasanya antara
34-37 ‰, dengan rata-rata 35 ‰. Perbedaan salinitas terjadi karena perbedaan
dalam penguapan dan presipitasi.
II.2.2 pH Air Laut
· Air laut sedikit basa.
· pH antara 7,5 - 8,4.
· pH rata-rata semua laut = 7,8.
II.3 Kimia Organik Dalam Air Laut
Materi organik adalah semua senyawa yang mengandung
karbon termasuk substansi yang dihasilkan dari proses hidup (kayu, kapas, wol),
minyak bumi, gas alam (metan), cairan pelarut/pembersih, fiber sintetik dan
plastik.
Karbon merupakan bahan dasar dari semua bahan
organik. Selain itu, karbon ditemukan sebagai gas karbondioksida dan sebagai
karbonat. Karbon juga terdapat pada bahan bakar fosil (batu bara, gas alam, dan
minyak). Tumbuhan hijau menangkap karbondioksida (CO2) dan mereduksinya menjadi
senyawa organik: Jumlah oksigen (dalam mg/l atau ppm) yang digunakan
mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik yang degradable (dapat terurai)
biasanya menjadi tolok ukur terjadinya pencemaran atau beban bahan organik di
perairan. Kriteria ini dikenal sebagai Biochemical Oxygen Demand (BOD). Sebuah
indeks jumlah oksigen yang digunakan organisme untuk metabolisme makanannya
baik secara biologi maupun melalui proses kimiawi. Walaupun ada yang
menterjemahkan BOD sebagai Biological Oxygen Demand akan tetapi sebenarnya
proses yang terjadi bukan hanya proses biologi tapi juga proses kimiawi. Jumlah
BOD yang tinggi menunjukkan banyaknya bahan organik. Bila air memiliki BOD rendah secara umum berarti jumlah limbah bahan organiknya
rendah sepanjang limbahnya adalah limbah yang
degradable.
Gas oksigen sangat penting karena mereka sangat
dibutuhkan bagi kehidupan hewan-hewan air. Umumnya gas ini banyak berada di
lapisan permukaan, oleh karena gas oksigen yang berasal dari udara didekatnya
dapat secara langsung larut (berdifusi) ke dalam air laut.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil dari makalah ini adalah bahwa di dalam air laut terkandung unsur-unsur penting yang merupakan sumber dari beberapa zat kimia
penting dan ini adalah salah satu sumber alam yang pertama kali dikelola
manusia.
III.2 Saran
Saran
saya yaitu agar makalah ini dapat
digunakan dan dirawat dengan baik, karena memuat informasi yang dapat bermanfaat
buat kita semua..
DAFTAR PUSTAKA
Hutabarat,
Sahala, dan Stewart M. Evans, 1985. Pengantar
Oseanografi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Sofiyani,
Isnaini, dkk., 2009.. Bahan Organik Di
Laut. Makalah Oseanografi Kimia. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Padjadjaran, Bandung.
Alfiah, Taty,
2009. Fisik-Kimia Oseanografi. Mata
Kuliah Pencemaran Laut. Teknik Lingkungan.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya,
Surabaya.