Saturday, May 4, 2013

Makalah Oseanologi Pendahuluan (Kimia Oseanografi)



MAKALAH OSEANOLOGI PENDAHULUAN

TENTANG

“KIMIA OSEANOGRAFI”



KATA PENGANTAR
                  Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan, akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kimia Oseanografi ” ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah ini dibuat secara terstruktur dengan tujuan agar dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan untuk memenuhi tuntutan tugas dari dosen pengajar mata kuliah oseanologi pendahuluan.
                  Penyusun menyadari bahwa makalah ini sangatlah jauh dari sempurna, hal ini tidak lepas dari kurangnya pengetahuan serta pengalaman sebagai penyusun. Untuk itu, penyusun dengan terbuka menerima segala kritik dan saran. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua khususnya bagi teman-teman mahasiswa program studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.



                                                                                        Makassar, 22 April 2013


                                                                                                    Penyusun







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ i 
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
 1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Air Laut.............................................................................  2
II.2 Komposisi Kimia Air Laut ................................................................   2
II.3 Kimia Organik Dalam Air Laut .......................................................... 6
BAB III : PENUTUP
III.1 Kesimpulan .......................................................................................  8
III.2 Saran .................................................................................................. 8
 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 9





BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

                  Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai salah suatu ilmu yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah meupakan suatu ilmu yang murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu-ilmu dasar yang lain. Ilmu-ilmu  lain yang termauk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology), ilmu murni (geography), ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu biologi, dan ilmu iklim (Hutabarat dan Stewart, 1985).
                  Lautan merupakan suatu tempat mata pencaharian bagi orang-orang Asia Tenggara yang telah berumur berabad-abad lamanya. Tidak di mana pun juga hal ini benar-benar dapat dilihat di Indonesia di mana Negara ini terdiri dari lebih kurang 13.000 pulau yang tersebar dan memiliki potensi sumber daya yang kaya. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pengelolaan yang berkelanjutan, sehingga sangat penting bagi kita untuk mempelajari oseanografi. Dalam makalah ini, penyusun hanya menjelaskan masalah oseanografi dalam bidang kimia.

I.2 Tujun Penulisan

                  Tujuan dari penulisan ini adalah Untuk mengetahui kajian tentang Air Laut dilihat dalam aspek kimia dan untuk mengetahui Sumber-sumber kimia dalam lautan.



BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Air Laut

                  Air laut pada umumnya terdiri dari 96,5% air laut murni dan sisanya unsur-unsur lain sifat Air Air adalah zat yang mengelilingi semua organisme laut. Juga merupakan bagian terbesar pembentuk tubuh tumbuh-tumbuhan dan binatang/hewan laut. Air juga merupakan medium tempat terjadinya berbagai reaksi kimia, baik di dalam maupun di luar tubuh organisme laut.
                  Air adalah suatu zat pelarut yang bersifat sangat berdaya guna, yang mampu melarutkan zat-zat lain dalam jumlah yang lebih besar daripada zat cair lainya. Sifat ini dapat dilihat dari banyaknya unsur-unsur pokok  yang terdapat dalam air laut. Diperkirakanhampir 50 trilliun metrik ton garam yang larut dalam air laut.  

II.2 Komposisi Kimia Air Laut

                  Komposisi Kimia Air murni merupakan suatu persenyawaan kimia yang sangat sederhana yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) yang berikatan dengan satu atom Oksigen (O). Atom- atom hiodrogen terikat ke atom oksigen secara asimetris sedemikian rupa sehingga kedua atom hidrogen berada di satu ujung sedangkan atom oksigen berada di ujung lainya. Ikatan antara atom hidrogen dan oksigen dilakukan pemakaian elektron secara bersama yaitu setiap atom hidrogen memiliki satu elektron yang dipakai secara bersama-sama dengan atom oksigen. Sifat polar molekul air ini mengakibatkan tempat kedudukan hidrogen yang positif akan menarik tempat kedudukan oksigen yang negatif dari molekul air yang lain. Ikatan seperti ini disebut ikatan hidrogen, yang terjadi diantara dua molekul air yang berdekatan. Kekuatan ikatan ini sangat lemah, hanya 6 persen dari kekuatan ikatan antara atom oksigen dan atom hidrogen dalam sebuah molekul air dan ikatan ini mudah lepas sekali tetapi juga mudah terbentuk kembali. Unsur-unsur utama dalam air dapat dilihat pada Tabel.
Tabel 1 Unsur utama dan unsur yang jarang dari air laut.
ION
PERSEN BERAT
a. utama

Klor (Cl-)
Natrium (Na+)
Sulfat (SO42-)
Magnesium (Mg2+)
Kalsium (Ca2+)
Kalium (K+)
Sub total
55.04
30.61
7.68
3.69
1.16
1.10
99.28
b. jarang
Bikarbonat (HCO3-)
Bromida (Br-)
Asam borat (H3BO3)
Stronsium (Sr2+)
Sub total
0.41
0.19
0.07
0.04
0.71
Total
99.99
                 
                  Air laut juga mengandung sejumlah besar gas-gas udara  terlarut. Semua gas-gas yang ada di atmosfer dapat dijumpai di dalam air laut, walaupun jumlah mereka ini terdpat dalam perbandingan yang tidak sama seperti yang ada di udara (Hutabarat dan Stewart, 1985).
Tabel 2 Perbandingan Jumlah Kandungan Gas-gas Yang Terdapat di Atmosfer Dengan Yang Terlarut di Dalam Air Laut.
Jenis gas
Konsentrasi di atmosfer (cm3/liter udara)
Konsentrasi di dalam air laut ( cm3/liter air)
Nitrogen
780.90
13
Oxygen
209.50
2 - 8
Argon
9.32
0.32
Carbon dioxide
0.30
50
Neon
182 x 10-4
1.8 x 10-4
Helium
52 x 10-4
5.0 x 10-5
Krypton
10 x 10-4
6.0 x 10-5
Xenon
8 x 10-5
7.0 x 10-6


II.2.1 Salinitas
                  Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel - partikel tidak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (densitas, kompresibilitas, titik beku, temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat tapi tidak menetukannya. Garam-garamaman utama yang terdapat dala air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potassium (1%) dan sisanya (<1%) terdisi dari bikarbonat, bromide, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal di laut dalam.
                  Tinggi rendahnya kadar garam (salinitas) sangat tergantung kepada faktor-faktor berikut:
a.    Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di sutu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
b.    Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu daerah wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
c.    Banyak sedikitnya sungai yang bermuara  di laut tersebut, main banyak yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.
            Air laut adalah air murni yang didalamnya terlarut berbagai zat padat dan gas. Satu contoh air laut seberat 1.000 g akan berisi kurang lebih 35 g senyawa-senyawa terlarut yang secara kolektif disebut garam. Dengan kata lain, 96.5 persen air laut berupa air murni dan 3.5 persen zat terlarut. Banyaknya zat terlarut disebut dengan salinitas. Ilmuwan dalam bidang biologi dan oseanografi, pada umumnya lebih suka mengatakan salinitas dengan satuan satu per seribu. Oleh karena itu, suatu sampel air laut yang khas seberat 1.000 g yang mengandung 35 g senyawa-senyawa terlarut mempunyai salinitas 35 per seribu. Zat terlarut meliputi garam-garam anorganik, senyawasenyawa organik yang berasal dari organisme hidup dan gas-gas terlarut. Fraksi terbesar dari bahan terlarut terdiri dari garam-garam anorganik yang berwujud ion-ion. Salinitas pada berbagai tempat di lautan terbuka yang jauh dari daerah pantai variasinya sempit saja, biasanya antara 34-37 ‰, dengan rata-rata 35 ‰. Perbedaan salinitas terjadi karena perbedaan dalam penguapan dan presipitasi.

II.2.2 pH Air Laut

·         Air laut sedikit basa.

·         pH antara 7,5 - 8,4. 

·         pH rata-rata semua laut = 7,8.     

II.3 Kimia Organik Dalam Air Laut

                  Materi organik adalah semua senyawa yang mengandung karbon termasuk substansi yang dihasilkan dari proses hidup (kayu, kapas, wol), minyak bumi, gas alam (metan), cairan pelarut/pembersih, fiber sintetik dan plastik.
                  Karbon merupakan bahan dasar dari semua bahan organik. Selain itu, karbon ditemukan sebagai gas karbondioksida dan sebagai karbonat. Karbon juga terdapat pada bahan bakar fosil (batu bara, gas alam, dan minyak). Tumbuhan hijau menangkap karbondioksida (CO2) dan mereduksinya menjadi senyawa organik: Jumlah oksigen (dalam mg/l atau ppm) yang digunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik yang degradable (dapat terurai) biasanya menjadi tolok ukur terjadinya pencemaran atau beban bahan organik di perairan. Kriteria ini dikenal sebagai Biochemical Oxygen Demand (BOD). Sebuah indeks jumlah oksigen yang digunakan organisme untuk metabolisme makanannya baik secara biologi maupun melalui proses kimiawi. Walaupun ada yang menterjemahkan BOD sebagai Biological Oxygen Demand akan tetapi sebenarnya proses yang terjadi bukan hanya proses biologi tapi juga proses kimiawi. Jumlah BOD yang tinggi menunjukkan banyaknya bahan organik. Bila air memiliki BOD  rendah secara  umum berarti  jumlah limbah bahan organiknya
 rendah sepanjang limbahnya adalah limbah yang degradable.
                  Gas oksigen sangat penting karena mereka sangat dibutuhkan bagi kehidupan hewan-hewan air. Umumnya gas ini banyak berada di lapisan permukaan, oleh karena gas oksigen yang berasal dari udara didekatnya dapat secara langsung larut (berdifusi) ke dalam air laut.
                 














BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

                  Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah  bahwa di dalam air laut terkandung  unsur-unsur penting  yang merupakan sumber dari beberapa zat kimia penting dan ini adalah salah satu sumber alam yang pertama kali dikelola manusia.

III.2 Saran

                  Saran saya yaitu agar  makalah ini dapat digunakan dan dirawat dengan baik, karena memuat informasi yang dapat bermanfaat buat kita semua..
                 
                 











DAFTAR PUSTAKA

Hutabarat, Sahala, dan Stewart M. Evans, 1985. Pengantar Oseanografi.   Universitas Indonesia Press,     Jakarta.
Sofiyani, Isnaini, dkk., 2009.. Bahan Organik Di Laut. Makalah Oseanografi         Kimia. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjadjaran,        Bandung.
Alfiah, Taty, 2009. Fisik-Kimia Oseanografi. Mata Kuliah Pencemaran Laut.         Teknik Lingkungan. Institut Teknologi Adhi Tama             Surabaya,        Surabaya.

3 comments:

  1. mantab gan .. makalah kimianya sangat bagus sekali .. sukses selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. ok..terimakasih atas kunjungan anda...semoga bermanfaat.

      Delete

Semoga bermanfaat...Silahkan komentarnya,,,