Produk Akhir Fermentasi
Meskipun asam laktat merupakan
senyawa utama yang dihasilkan selama fermentasi, produk akhir metabolisme
lainnya juga akan terbentuk. Yang terpenting adalah banyak dari produk ini berkontribusi
terhadap seluruh komponen (bumbu) dalam asinan kubis (Sauerkraut). Terutama, produk
akhir yang dihasilkan oleh Leuconostoc sp.
dan bakteri asam laktat heterofermentatif lainnya yang sangat penting dalam memberikan
rasa sauerkraut (asinan kubis) yang baik. Sauerkraut (asinan kubis) yang telah
difermentasi mengandung sebanyak 0,3%
asam asetat dan 0,5% etanol. Selain itu, bakteri itu juga dapat mensintesis
sejumlah kecil diasetil, asetaldehida, dan senyawa lainnya. Akhirnya, CO2
yang terakumulasi selama tahap awal dari fermentasi akan memberikan karbonasi pada
makanan dan memperkuat cita rasa.
Gambar 7-3. Pembentukan manitol oleh Leuconostoc . Fosforilasi glukosa dan fruktosa dalam metabolisme pada
jalur heterofermentatif (yaitu, Phosphoketolase).
Reaksi yang membentuk asam laktat (dari gliseraldehida-3-p) tidak ditampilkan.
Hanya enzim yang berkaitan dalam proses ini yang ditampilkan; enzim-enzim untuk
reaksi lainnya akan diberikan dalam Bab 2. P = Fosfat. Disadur dari Salou et al.,
1994 Appl. Environ. Microbiol. 60: 1459-1466.
Manitol
merupakan produk akhir lainnya yang terakumulasi selama fermentasi pada Sauerkraut
(asinan kubis). Hal ini terbentuk dari heterofermentative fruktosa oleh
leuconostocs dan lactobacilli melalui enzim yang tergantung pada NADH,
dehidrogenase manitol. Seperti ditunjukkan pada Gambar 7-3, regenerasi NAD di
jalur heterofermentative biasanya terjadi dua kali, pertama saat asetil CoA
direduksi menjadi asetaldehida dan kemudian ketika asetaldehida direduksi
menjadi etanol. Namun fruktosa, bila tersedia dengan jumlah yang berlebihan, dapat berfungsi sebagai akseptor
elektron alternatif. Hal ini memungkinkan sel untuk menggunakan asetil fosfat
sebagai donor kelompok fosforil dalam asetat yang menghasilkan reaksi yang
dikatalisis oleh kinase asetat. Akibatnya, satu molekul tambahan ATP disintesis
berdasarkan tingkatan fosforilasi substrat.
Lebih
dari 100 mM manitol dapat terbentuk dalam proses fermentasi sauerkraut dari
jalur ini (dengan jumlah ATP yang sebanding
dibuat untuk sel). Akhirnya, beberapa manitol ini dapat digunakan oleh
Lactobacilli yang muncul pada proses fermentasi. Meskipun sebagian besar dari
manitol yang diproduksi secara langsung berasal dari fruktosa, munculnya
manitol bahkan ketika fruktosa telah habis menunjukkan bahwa beberapa mungkin
terbentuk secara tidak langsung dari glukosa (berikut konversi menjadi fruktosa
melalui glukosa isomerase).
Pengemasan dan pengolahan
Di
Amerika Serikat, produk komersial biasanya diproses secara termal (suhu yang
tinggi), seperti makanan yang tinggi asam pada suhu sekitar 75 ° C, sebelum dikemas
dalam kaleng atau botol. Produk komersil tersebut pada dasarnya steril dan
stabil pada suhu kamar. Ada pula pengemasan secara non-dipasteurisasi (tidak dipasteurisasi),
yaitu sauerkraut (asinan kubis) yang didinginkan dan dikemas dalam stoples kaca
atau disegel dalam kantong plastik (polybag). Produk ini juga memiliki masa kadaluarsa
yang lama, tetapi harus ditambahkan zat antimikotik, seperti benzoat dan garam
sulfit, produk ini selanjutnya disimpan dalam kondisi suhu yang dingin.
Pembusukan dan Kerusakan
Meskipun
reaksi kimia atau fisik kadang-kadang yang mengakibatkan atas pembusukan sauerkraut,
tetapi kebanyakan produk yang cacat
disebabkan oleh mikroorganisme (Tabel 7-4). Cacat lebih mungkin terjadi jika
kondisi produksi tidak dikontrol dengan baik, yang mengakibatkan proses
fermentasi yang menyimpang dari pola yang ada.
Dua faktor yang paling umum yang
memengaruhi fermentasi dan yang dapat menyebabkan penurunan kualitas adalah
suhu dan garam. Jika, misalnya, suhu terlalu tinggi (>30 ° C) atau jika
terlalu banyak garam yang ditambahkan (>3%), L. mesenteroides pertumbuhan tidak akan terhambat, produk akhir heterofermentativnya
tidak ada , dan rasanya akan tajam. Parahnya lagi, jika pembentukan asam akan cepat tertunda oleh
kondisi garam yang tinggi (atau kantong garam yang tinggi, karena pencampuran
merata), dapat menyebabkan pertumbuhan
ragi yang toleran garam dapat terjadi.
Pertumbuhan Rhodotorula sp. mengakibatkan
masalah tertentu, yaitu dalam produksi ragi ini dapat menghasilkan pigmen berwarna
pink (merah muda) yang tidak diinginkan.
Sebaliknya, jika suhu terlalu rendah (<10 atau="" bakteri="" berbagai="" c="" ditambahkan="" garam="" gram="" i="" negatif="" sedikit="" style="mso-bidi-font-style: normal;" terlalu="" termasuk="" yang="">Enterobacter10>
Terakhir,
beberapa strain Leuconostoc mesenteroides
menghasilkan dekstran dan polisakarida yang memberikan tekstur berlendir atau
kental pada produk. Bakteri asam laktat lainnya, termasuk Lactobacillis plantarum, dapat menghasilkan bahan kapsul (capsular
materials) yang teksturnya hampir seperti produk yang cacat.
Tabel Pengerusakan oleh mikroba dalam fermentasi sayuran
Produk
|
Kerusakan
|
Organisme Penyebab
|
Sauerkraut
(Asinan
kubis)
|
Warna
merah muda
Kental/Berlendir
Pelunakan
|
Rhodotorula
Leuconostoc, Lactobacillus
Enterobacter,Flavobacterium,Pseudomonas
|
Acar
|
Bengkak/terapung
Pelunakan
|
Bacillus, Aeromonas,
Achromobacter, Aerobacter, Fusarium, Penicillium
Fusarium, Penicillium,
Ascochyta
|
Zaitun
|
Mengandung
gas/terapung/fish eyes
Pelembutan
Zapatera/berbau
busuk
|
Enterobacter, Citrobacter,
Klebsiella,
Escherichia, Aeromonas,
Hansenula,
Saccharomyces
Bacillus, Aeromonas,
Achromobacter,
Aerobacter, Fusarium,
Penicillium
Clostridium, Propionibacteria
|
Kimchi
Seperti
disebutkan sebelumnya, sauerkraut versi Korea disebut juga kimchi. Meskipun
pembuatan kimchi dan sauerkraut sangat mirip, karakteristik produk akhirnya
sangat berbeda. Perbedaan utama antara sauerkraut dan kimchi adalah bahwa
produk akhirnya mengandung bahan-bahan lain daripada hanya kubis dan garam.
Kimchi, biasanya terbuat dari kubis, tapi terdapat juga sayuran lainnya,
termasuk lobak dan mentimun, juga dapat digunakan, terpisah atau dicampur
dengan kubis. Sayuran lainnya, rempah-rempah, dan perasa juga sering ditambahkan
ke kimchi, tergantung pada jenis kimchi tertentu yang dihasilkan. Bawang putih,
daun bawang, jahe, dan paprika merah merupakan beberapa bahan yang khas, tetapi
ikan, udang, buah-buahan, dan kacang-kacangan, juga dapat ditambahkan sebagai
pelengkap. Kimchi memiliki rasa yang kompleks dan tekstur yang khas. Namun,
kimchi juga disarankan karena memiliki nutrisi yang berkhasiat, berasal dari bahan
baku yang digunakan, tetapi juga dihasilkan oleh mikroorganisme yang berperan selama
proses fermentasi dan produk akhirnya.
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment
Semoga bermanfaat...Silahkan komentarnya,,,