Laporan Praktikum Percobaan Kecepatan Fotosintesis Pada Tanaman Hydrilla verticillata
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Di
dunia ini, organisme dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan
energi yang tidak henti-hentinya dimana sumber energi tersebut tersimpan dalam
molekul-molekul organik. Tumbuhan hijau merupakan organisme yang dapat
menghasilkan suatu energi dengan jalan menangkap energi matahari yang digunakan
untuk sintesis molekul-molekul organik kaya energi dari senyawa anorganik H2O dan CO. Hal ini menyebabkan
tumbuhan hijau memiliki sifat autotrof dengan kebalikan dari sifat tersebut
yaitu heterotrof yang dimiliki oleh organisme yang hidupnya bergantung pada
organisme autotrof sebagai contoh yaitu hewan dan manusia (Handoko dan Fajariyanti,
2008).
Selanjutnya tumbuhan hijau dalam menghasilkan
suatu energi bergantung pada proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan
penambatan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi senyawa organik dan
menghasilkan suatu energi yang digunakan tumbuhan hijau untuk pertumbuhan. Proses
fotosintesis dapat berlangsung karena adanya organ pada tumbuhan yang disebut
klorofil. Di dalam klorofil terdapat organel yang disebut kloroplas. Kloroplas
berwarna hijau disebabkan adanya empat tipe utama pigmen yaitu klorofil a dan b
yang berwarna hijau serta xanthofil dan karoten yang berwarna kuning-oranye.
Klorofil sangat berperan bagi kelangsungan proses fotosintesis karena klorofil
mampu menangkap cahaya matahari yang merupakan radiasi elektromaknetik pada
spektrum kasat mata (Handoko dan Fajariyanti, 2008).
Berdasarkan
dasar teori di atas, maka dilakukanlah percobaan tentang kecepatan fotosintesis
pada tanaman hydrila Hydrilla
verticillata.
I.2 Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini adalah mengetahui pengaruh cahaya terhadap kecepatan
fotosintesis dengan mengukur oksigen yang dihasilkan.
BAB
I
TINJAUAN
PUSTAKA
Fotosintesis
adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan
bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan
diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk
fotosintesa karbohidrat dari air dan karbon dioksida. Jadi, seluruh molekul organik
lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya organisme hidup lainnya
tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk
berfotosintesis (Devlin, 1975).
Fotosintesis
adalah suatu proses pada tumbuhan hijau untuk menyusun senyawa organik dari
karbondioksida dan air. Proses fotosintesis hanya akan terjadi jika ada cahaya
dan melalui perantara pigmen hijau klorofil yang terletak pada organel
sitoplasma tertentu yang disebut kloroplas. Reaksi keseluruhan dapat ditulis
dengan persamaan sebagai berikut (Loveless,1991):
CO2 + H2O
+ Energi Cahaya (CH2O) + O2 (karbon dioksida) (air)
klorofil
(bahan organik) (oksigen)
Fotosintesis
merupakan suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan yaitu suatu
kemampuan menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik
serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman dimana peristiwa ini hanya
berlangsung jika ada cukup cahaya. sehingga dapat dikatakan bahwa fotosintesis
atau asimilasi zat karbon merupakan proses dimana zat-zat anorganik H2O
dan CO oleh klorofil dirubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan cahaya atau sinar
(Dwidjoseputro, 1989).
Fotosintesis
hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Dalam daun
terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang dimana dalam jaringan
tersebut mengandung klorofil (pigmen hijau) yang merupakan salah satu pigmen
fotosintesis yang mampu menyerap energi cahaya matahari (Handoko dan
Fajariyanti, 2008).
Sumber: http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/
Gambar:
Penampang melintang daun (Handoko dan Fajariyanti, 2008).
Klorofil
merupakan pigmen hijau tumbuhan dan merupakan pigmen yang paling penting dalam
proses fotosintesis. Sekarang ini, klorofil dapat dibedakan dalam 9 tipe yaitu
klorofil a, b, c, d, dan e. Bakteri klorofil a dan b, klorofil chlorobiu 650
dan 660. Klorofil a biasanya untuk sinar hijau biru. Sementara klorofil b untuk
sinar kuning dan hijau. Klorofil lain (c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan
dengan klorofil a. Bakteri klorofil a dan b dan klorofil chlorobium ditemukan
pada bakteri fotosintesin (Devlin, 1975).
Kloroplas
berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum dewasa, kecil dan hampir tak berwarna, dengan sedikit atau
tanpa membran dalam). Pada umumnya proplastid
berasal hanya dari sel telur yang tidak terbuahi, sperma tak berperan disini. Proplastid
membelah pada saat embrio berkembang dan berkembang menjadi kloroplas ketika
daun dan batang terbentuk. Kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila
organ mengandung kloroplas terpajan pada cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung beberapa ratus
kloroplas. Sebagian besar kloroplas mudah dilihat dengan mikroskop cahaya, tapi
struktur rincinya hanya bias dilihat dengan mikroskop elektron. (Salisbury dan
Ross, 1995).
Fotosintesis merupakan proses yang terjadi melalui dua tahap berbeda. Menurut pendapat FF
Blackman,
fotosintesis memiliki dua tahap berbeda yaitu tahap yang peka cahaya tapi tidak
bergantung pada suhu (reaksi terang) dan tahap yang tidak peka cahaya tapi bergantung
pada suhu (reaksi gelap). Reaksi terang terjadi pada tumbuhan yang dipelihara terus
pada penyinaran sinambung dengan prasyarat lain seperti konsentrasi karbondioksida dan suhu memedai untuk kecepatan fotosintesis tinggi, ternyata diketahui bahwa jumlah fotosintesis sebanding dengan jumlah
cahaya yang menimpa
tumbuhan yaitu sebanding dengan hasil kali intensitas cahaya dan lama penyinaran. Sebaliknya reaksi gelap terjadi pada tumbuhan yang dipelihara dibawah cahaya dan kegelapan mengakibatkan jumlah total cahaya yang mengenai tumbuhan adalah setengahnya sehingga jumlah fotosintesis lebih daripada setengah jumlah yang terjadi jika
fotosintesis berlangsung pada
penyinaran sinambung dengan konsentrasi karbondioksida dan suhu yang sama. Hal ini disebabkan adanya reaksi gelap yang tidak membutuhkan cahaya dalam reaksinya
(Loveless,1991).
Reaksi terang merupakan tahap fotokimia yang menghasilkan
ATP dan NADP tereduksi.
Reaksi terang terjadi di awal dan diteruskan dengan reaksi gelap. Hill menjelaskan
bahwa cahaya digunakan oleh tumbuhan untuk memecah
air,
pemecahan ini
disebut fotolisis.
fotolisis mengakibatkan
molekul air pecah menjadi hydrogen dan oksigen. Reaksinnya dapat ditulis sebagai berikut (Dwidjoseputro, 1989):
2H2O 2H2 + O2
H2 yang terlepas kemudian ditampung oleh koenzim NADP. Dalam hal ini NADP dikatakan menjadi akseptor (penerima) H2 dan bentuknya menjadi NADPH2 sedangkan
O2 tetap dalam keadaan bebas. Fotolisis inilah yang menjadi awal proses fotosintesis.Langkah
selanjutnya
setelah terjadi fotolisis yaitu penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawakan oleh NADP tersebut.
Peristiwa penyusutan CO2 tidak memerlukan sinar, dengan kata lain peristiwa tersebut berlangsung dalam gelap. Reduksi dari CO2 ke CH2O berlangsung tanpa gangguan cahaya. jika reaksi terang (reaksi Hill) digabungkan dengan
reaksi gelap (reaksi Blackman) maka akan didapatkan suatu reaksi (Dwidjoseputro, 1989):
CO2 + NADPH2 +O2 2NADP + H2 + CO + O + H2 + O2
atau
2H2O +
CO2
CH2O + H2O + O2
Jika reaksi ini dikalikan 6 maka akan diperoleh :
12H2O + 6CO2 (CH2O)6 + 6H2O + 6O2
Tilakoid pada kloroplas tidak dapat mengubah CO2 menjadi karbohidrat. Namun hal tersebut dapat tercapai oleh stroma tak berwarna bila diberi CO2, NADPH dan ATP. Jadi ada
pembagian
kerja di dalam kloroplas dimana reaksi terang adalah tanggung jawab grana sedangkan reaksi gelap dilakukan oleh enzim-enzim di dalam stroma).
Di dalam suatu proses fotosintesis terjadi pembentukan energi dengan menggunakan
energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki
spektrum cahaya infra
merah
(tidak kelihatan),
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak
kelihatan) (Kimball, 1988).
Beberapa
faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis, antara lain (Loveless, 1991):
1) Konsentrasi Karbondioksida (CO2)
Konsentrasi
karbondioksida yang rendah dapat mempengaruhi laju fotosintesis hingga kecepatannya
sebanding dengan konsentrasi karbondioksida. Namun bila konsentrasi karbondioksida
naik maka dapat dicapai laju fotosintesis maksimum kira-kira pada konsentrasi 1
% dan diatas persentase ini maka laju fotosintesis akan konstan pada suatu
kisaran lebar dari konsentrasi karbondioksida.
2) Intensitas Cahaya
Ketika
intensitas cahaya rendah, perputaran gas pada fotosintesis lebih kecil daripada
respirasi. Pada keadaan diatas titik kompensasi yaitu konsentrasi
karbondioksida yang diambil untuk fotosintesis dan dikeluarkan untuk respirasi
seimbang, maka peningkatan intensitas cahaya menyebabkan kenaikan sebanding dengan
laju fotosintesis. Pada intensitas cahaya sedang peningkatan laju fotosintesis
menurun sedangkan pada intensitas cahaya tinggi laju fotosintesis menjadi
konstan.
3) Suhu
Laju
fotosintesis pada tumbuhan tropis meningkat dari suhu minimum 5ºC sampai suhu 35ºC,
diatas kisaran suhu ini laju fotosintesis menurun. Suhu diatas 35ºC menyebabkan
kerusakan sementara atau permanen protoplasma yang mengakibatkan menurunnya kecepatan
fotosintesis, semakin tinggi suhu semakin cepat penurunan laju fotosintesis.
Laju
fotosintesis berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh pada berbagai daerah yang
berbeda seperti gurun kering, puncak gunung, dan hutan hujan tropika, sangat
berbeda. Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh adanya keragaman cahaya, suhu,
dan ketersediaan air, tapi tiap spesies menunjukkan perbedaan yang besar pada
kondisi khusus yang optimum bagi mereka.
Spesies yang tumbuh pada lingkungan yang kaya sumberdaya mempunyai kapasitas
fotosintesis yang jauh lebih tinggi daripada spesies yang tumbuh pada
lingkungan dengan persediaan air, hara, dan cahaya yang terbatas. Laju
fotosintesis ditingkatkan tidak hanya oleh naiknya tingkat radiasi, tapi juga
oleh konsentrasi CO yang lebih tinggi, khususnya bila stomata tertutup sebagian
karena kekeringan (Salisbury dan Ross, 1995).
Setiap
tanaman memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima cahaya. Beberapa
jenis tanaman mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik bila ternaungi hingga
batas tertentu. Tanaman Nilam merupakan tanaman yang mampu tumbuh baik baik ternaungi ataupun tidak
ternaungi. Tumbuhan cocok ternaungi menunjukkan laju fotosintesis yang sangat
rendah pada intensitas cahaya tinggi. Laju fotosintesis tumbuhan cocok
ternaungi mencapai titik jenuh pada intensitas cahaya yang lebih rendah, laju
fotosintesis lebih tinggi pada intensitas cahaya yang sangat rendah, titik kompensasi
cahaya lebih rendah dibanding tumbuhan cocok terbuka. Perlakuan naungan dengan
paranet menunjukkan hasil atau respon yang nyata terhadap luas daun tanaman
nilam. Hal ini dapat dilihat, dimana daun
ternaungi lebih luas daripada yang tanpa naungan (terkena matahari langsung). Tanaman
yang tumbuh pada intensitas cahaya yang rendah sampai cukup, menunjukkan ukuran
luas daun lebih besar namun ketebalannya lebih tipis (Haryanti, 2008).
Proses
fotosintesis tidak lepas dari peran cahaya matahari. Respon tanaman terhadap
intensitas cahaya yang berbeda tergantung dari sifat adaptif tanaman tersebut.
Respon terhadap intensitas cahaya tinggi dapat menguntungkan atau merugikan.
Hal ini karena tanaman memiliki ambang batas terhadap intensitas cahaya yang
harus diterima. Intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan rusaknya struktur kloroplas
yang membantu proses metabolisme tanaman, sehingga menyebabkan produktifitas
tanaman menurun (Salisbury dan Ross, l995).
Intensitas
cahaya yang terlalu tinggi dapat menurunkan laju fotosintesis hal ini disebabkan
adanya fotooksidasi klorofil yang berlangsung cepat, sehingga merusak klorofil.
Intensitas cahaya yang terlalu rendah akan membatasi fotosintesis dan menyebabkan
cadangan makanan cenderung lebih banyak dipakai daripada disimpan. Pada intensitas
cahaya yang tinggi kelembaban udara berkurang,sehingga proses transpirasi
berlangsung lebih cepat (Treshow, 1970).
Daun ternaung lebih tampak berwarna
hijau,
merupakan adaptasi daun agar menyerap cahaya lebih
efektif, sedangkan daun terkena sinar matahari
langsung berwarna hijau keunguan.Pigmen ini diduga merupakan antosianin yang berfungsi
melindungi klorofil dan protoklorofil dari kerusakannya akibat fotooksidasi.
Jumlah daun lebih banyak, namun luasnya kecil-kecil. Pigmen ini juga berfungsi
membantu klorofil dalam menagkap cahaya dalam proses fotosintesis (Haryanti,
2008).
Tanaman
hydrilla Hydrilla verticillata
merupakan tanaman air yang hidup di kolam maupun danau yang airnya relatif
jernih atau tidak keruh. Tanaman hydrilla
Hydrilla verticillata memiliki daun yang kecil berwarna hijau karena mengandung
klorofil, untuk bertumbuhnya tanaman ini tidak terlepas dari pengaruh cahaya
yang dapat diterima pada tanaman tersebut yang digunakan untuk berfotosintesis.
Tanaman ini sering kali digunakan dalam suatu percobaan Ingenhoustz dikarenakan
mudah untuk dilakukan pengambilan data yang digunakan sebagai parameter (Handoko
dan Fajariyanti, 2008).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat
yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas piala, corong kaca dan tabung
reaksi.
III.2
Bahan
Bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman hydrilla Hydrilla verticillata dan air.
III.3 Cara Kerja
Cara kerja dari percobaan ini
adalah:
1. Menyiapkan
daun hydrilla Hydrilla verticillata dan
masukkan ke dalam 3 gelas piala sebanyak 1 tangkai pada masing-masing gelas
piala. Tutup dengan corong kaca pada posisis terbalik di dalam gelas piala, diusahakan
agar tanaman hydrilla Hydrilla
verticillata tidak keluar dari corong.
2. Mengisi air dalam gelas piala (jangan sampai
penuh).
3. Menutup
bagian ujung tabung corong dengan tabung reaksi yang berisi air sampai penuh
dengan meletakkannya terbalik. Diusahakan tidak terbentuk ruang udara.
4. Meletakkan
pada 3 tempat yang berbeda selama 30 menit, yaitu pada cahaya langsung, di
dalam ruangan dan di tempat terbuka. Amati dan hitung jumlah gelembung setiap
interval 5 menit.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Tabel Pengamatan
Tempat pengamatan
|
Interval waktu dan gelembung yang terbentuk
|
|||||
5
|
10
|
15
|
20
|
25
|
30
|
|
Cahaya langsung
|
53
|
123
|
223
|
403
|
497
|
591
|
Ruang terbuka
|
53
|
137
|
201
|
248
|
301
|
340
|
Didalam ruangan
|
15
|
27
|
72
|
90
|
170
|
178
|
IV.2 Pembahasan
Fotosintesis
adalah suatu proses pada tumbuhan hijau untuk menyusun senyawa organik dari CO2
dan air. Proses fotosintesis hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui
perantara pigmen hijau klorofil yang terletak pada organel sitoplasma tertentu
yang disebut kloroplas.
Percobaan
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap kecepatan fotosintesis
dengan mengukur oksigen yang dihasilkan. Dalam melakukan percobaan ini
dibutuhkan tumbuhan hydrilla Hydrilla
verticillata, karena tanaman ini memiliki laju fotosintesis yang baik dan
lebih mudah untuk diamati. Tumbuhan hydrilla Hydrilla verticillata kemudian diletakkan dalam gelas piala dalam
keadaan tangkai menghadap ke atas (posisi terbalik) dan ditutupi oleh corong
kaca, hal ini bertujuan agar tidak ada oksigen dari luar yang dapat masuk
kedalam air pada tanaman hydrilla Hydrilla
verticillata sehingga pengukuran akan tepat dan dilakukan kondisi tanaman
yang terbalik karena daun pada tanaman ini memiliki jumlah stomata yang banyak
pada bawah permukaan daunnya sehingga akan berpengaruh terhadap kecepatan
fotosintesis. Tabung reaksi yang bersisi air, lalu diletakkan pada ujung corong
dengan posisi terbalik dan diusahakan tidak terbentuk ruang udara. Hal ini
bertujuan agar gelembung air (oksigen) yang keluar dari tanaman dapat terlihat
sampai pada tabung reaksi. Setelah itu ditempatkan pada tempat terbuka, cahaya
langsung dan dalam ruangan. Ini bertujuan agar cahaya menjadi faktor penting
dalam laju fotosintesis sehingga fotosintesis dapat terjadi. Kemudian diamati
setiap interval waktu 5 menit selama 30
menit.
Berdasarkan
hasil pengamatan didapatkan bahwa jumlah gelembung yang dihasilkan oleh tanaman
hydrilla Hydrilla verticillata pada 5 menit pertama, untuk dalam ruangan adalah 15 gelembung,
ruang terbuka 53 gelembung dan cahaya langsung 53 gelembung. Hal tersebut
menunjukkan hasil dari fotosintesis yang berupa oksigen dan ditandai dengan
adanya gelembung yang terbentuk sehingga mengindikasikan bahwa makin banyak
gelembung (O2) yang terlihat maka, makin cepat proses fotosintesis
yang terjadi. Waktu antara menit ke 10
sampai ke 30 merupakan waktu kecepatan maksimal fotosintesis tumbuhan
hydrilla Hydrilla verticillata,
jumlah gelembung yang terbentuk pada menit ke 30 adalah dalam ruangan adalah
178 gelembung, ruang terbuka 340 gelembung dan cahaya langsung 591 gelembung.
Dapat diurutkan berdasarkan tempat mana tanaman yang memiliki kecepatan
fotosintesis dari terkecil dan tertinggi adalah dalam ruangan, ruang terbuka
dan cahaya langsung.
Faktor
penting yang sangat mempengaruhi kecepatan fotosintesis dalam percobaan ini adalah
cahaya. Pada tempat dalam ruangan, memiliki cahaya dengan intensitas yang
rendah sehingga kecepatan fotosintesis sangat rendah. Pada tempat yang terbuka,
walaupun ada paparan sinar matahari namun intensitas cahaya yang didapatkan
lebih kecil dibandingkan dengan pada tempat yang terkena cahaya matahari
langsung. Sehingga makin tinggi intensitas cahaya matahari yang didapatkan maka
semakin cepat laju fotosintesis pada tumbuhan. Namun, karena kondisi cuaca yang
kurang cerah maka hasil yang didapat kurang maksimal. Hal yang membuktikan
bahwa tumbuhan melakukan fotosintesis adalah produk hasil akhir proses
tersebut, salah satunya adalah oksigen (O2). Jika tanaman dalam air,
maka oksigen yang keluar dalam bentuk gelembung-gelembung. Makin banyak
gelembung yang keluar maka makin tinggi kecepatan fotosintesis yang terjadi
pada tanaman hydrilla Hydrilla
verticillata.
BAB V
PENUTUP
V. 1 Kesimpulan
Tumbuhan hydrilla Hydrilla verticillata memiliki kecepatan fotosintesis tertinggi
pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung yaitu dimenit ke 30 gelembung
yang terbentuk adalah 591, nilai tinggi ke 2, di tempat ruang terbuka dengan
jumlah 340 dan yang terendah adalah dalam ruangan yaitu 178. Sehingga kecepatan
fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diberikan.
V.2 Saran
Sebaiknya
percobaan ini dilakukan pada saat cuaca sedang cerah agar hasil yang didapatkan
dapat maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Devlin,
Robert M., 1975. Plant Physiology Third
Edition. D. Van Nostrand, New York.
Dwidjoseputro,
D., 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
Gramedia, Jakarta.
Handoko, P. dan Yunie
Fajariyanti, 2008. Pengaruh Spektrum
Cahaya Tampak Terhadap Laju
Fotosintesis Tanaman Air Hydrilla
Verticillata. Http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id.
Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP.
Universitas Nusantara PGRI Kediri, Kediri.
Haryanti, S.,
2008. Respon Pertumbuhan Jumlah dan Luas
Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth)
pada Tingkat Naungan yang Berbeda. Http://eprints.undip.ac.id.
Jurnal Anatomi Fisiologi. Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Diponegoro, Vol.16 (No. 2) hal 20 -26.
Kimbal, John W.,
1989. Biologi Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.
Loveless, A. R.,
1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan
Untuk Daerah Tropik 1. Gramedia,
Jakarta.
Salisbury, F. B.
dan C. W. Ross, 1995. Fisiologi Tumbuhan
Jilid I. Institut Teknologi
Bandung Press, Bandung.
Treshow, M.,
1970. Environtment and Plant Respont.
Mc Graw Hill Company, New York.
No comments:
Post a Comment
Semoga bermanfaat...Silahkan komentarnya,,,