Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Morfologi Jagung Zea mays
I.1 Latar Belakang
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan volume secara irreversible karena banyak organ tanaman yang telah dewasa mengalami perubahan volume sepanajang siang dan malam karena perubahan sementara kandungan air turgitasnya. Pada umumnya pertumbuhan daerah pertumbuhan terletak dibagian bawah meristem apikal dari tunas dan akar. Kebanyakan pertumbuhan terjadi pada fase pendewasaan sel hanya sedikit kenaikan volumenya (Latunra, 2014).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah intensitas cahaya. Tanaman yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri- ciri berdaun hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar, perakaranya tidak terlalu lebat. Berbeda tanaman yang ditanamam ditempat yang mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan memiliki ciri-ciri berdaun hijau muda, stomatanya berukuran kecil dan berjumlah banyak, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Beberapa proses dalam perkembangan tanaman yang dikendalikan oleh cahaya antara lain perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis klorofil, gerakan batang, gerakan daun, pembukaan bunga, dan dominasi tunas (Latunra, 2014).
Intensitas cahaya paling penting bagi vegetasi yang telah dipilih merupakan situasi dimana tanaman itu hidup yang responnya terhadap selang batas nilai cahaya tertentu. Pada umumnya, tumbuh-tumbuhan memberikan respon yang tidak sama terhadap variasi gelombang pada cahaya. Ada yang memanfaatkan panjang gelombang tertentu dan netral terhadap gelombang-gelombang lain (Latunra, 2014).
Berdasarkan teori di atas, maka dilakukanlah percobaan tentang cahaya dan pertumbuhan pada tanaman kacang hijau Phaseolus radiatus dan jagung Zea mays.
I.2 Tujuan Percobaan
Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap morfologi jagung Zea mays maupun kondisi ruangan terhadap morfologi kacang hijau Phaseolus radiatus.
METODE
PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan
ini adalah alat tulis, kamera dan gelas plastik.
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan
dalam percobaan ini adalah kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus, jagung Zea
mays, tanah, polybag, air dan kertas label.
III.3
Cara Kerja
Prosedur kerja
dari percobaan ini adalah:
1. Mengecambahkan
terlebih dahulu benih tanaman jagung Zea
mays dan kacang hijau Phaseolus
radiatus selama 1 malam pada gelas plastik.
2. Memindahkan
kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus
dan kecambah jagung Zea mays pada
polybag yang berbeda yang telah diisi tanah.
3. Meletakkan
kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus
di bawah naungan sedangkan kecambah jagung Zea
mays di bawah cahaya matahari.
4. Mengamati
dan mencatat pertumbuhan yang terjadi dari kedua tanaman tersebut.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.I Hasil
IV.I.1 Tabel Pengamatan
A. Tabel pengamatan
kacang hijau Phaseolus radiatus di
tempat naungan
Hari/Tanggal
|
Jumlah Daun
|
Tinggi Batang (cm)
|
||||||
I
|
II
|
III
|
Rata-rata
|
I
|
II
|
III
|
Rata-rata
|
|
Rabu,
2 April 2014
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Kamis,
3 April 2014
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1.5
|
0
|
0
|
0.5
|
Jumad,
4 April 2014
|
1
|
0
|
0
|
1
|
6.5
|
0
|
0
|
2.1
|
Sabtu,
5 April 2014
|
2
|
0
|
0
|
2
|
13
|
0
|
0
|
4.3
|
Minggu,
6 April 2014
|
2
|
0
|
0
|
2
|
17
|
0
|
0
|
5.6
|
Senin,
7 April 2014
|
2
|
0
|
0
|
2
|
20
|
0
|
0
|
6.6
|
Selasa,
8 April 2014
|
2
|
0
|
0
|
2
|
24
|
3
|
0
|
9
|
Rabu,
9 April 2014
|
2
|
0
|
0
|
2
|
25
|
10
|
0
|
11.6
|
Kamis,
10 April 2014
|
2
|
0
|
0
|
2
|
25.5
|
10.3
|
0
|
12
|
Jumad,
11 April 2014
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Sabtu,
12 April 2014
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Minggu,
13 April 2014
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Senin
, 14 April 2014
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Selasa,
15 April 2014
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
B. Tabel pengamatan
Jagung Zea mays di tempat terang
Hari/Tanggal
|
Jumlah Daun
|
Tinggi Batang (cm)
|
||||||
I
|
II
|
III
|
Rata-rata
|
I
|
II
|
III
|
Rata-rata
|
|
Rabu,
2 April 2014
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Kamis,
3 April 2014
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jumad,
4 April 2014
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0.9
|
0.7
|
0
|
0.5
|
Sabtu,
5 April 2014
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1.5
|
1
|
0.6
|
1.03
|
Minggu,
6 April 2014
|
2
|
1
|
1
|
1
|
2.3
|
1.5
|
1
|
1.6
|
Senin,
7 April 2014
|
2
|
2
|
1
|
2
|
5.3
|
3
|
1.5
|
3.7
|
Selasa,
8 April 2014
|
3
|
2
|
2
|
2
|
6
|
4
|
3
|
4.3
|
Rabu,
9 April 2014
|
3
|
3
|
3
|
3
|
6.2
|
6
|
3.5
|
5.2
|
Kamis,
10 April 2014
|
4
|
3
|
3
|
3
|
6.4
|
6.2
|
4
|
5.5
|
Jumad,
11 April 2014
|
4
|
3
|
3
|
3
|
6.6
|
6.5
|
4.5
|
5.8
|
Sabtu,
12 April 2014
|
4
|
3
|
3
|
3
|
6.8
|
6.7
|
4.7
|
6.06
|
Minggu,
13 April 2014
|
4
|
4
|
4
|
4
|
7
|
6.7
|
5.2
|
6.3
|
Senin
, 14 April 2014
|
4
|
4
|
4
|
4
|
7
|
7.1
|
5.5
|
6.5
|
Selasa,
15 April 2014
|
4
|
4
|
4
|
4
|
7.1
|
7.3
|
5.6
|
6.6
|
IV.1.2 Grafik
A. Grafik kacang
hijau Phaseolus radiatus di tempat
naungan
B.
Grafik Jagung Zea mays di tempat terang
IV.2 Pembahasan
Cahaya
matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan, tanpa adanya cahaya matahari kehidupan tidak akan
ada. Bagi pertumbuhan tanaman ternyata pengaruh cahaya selain ditentukan oleh
kualitasnya ternyata ditentukan intensitasnya. Intensitas cahaya adalah
banyaknya energi yang diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan per
satuan waktu (kal/cm2/hari). Pada dasarnya intensitas cahaya
matahari akan berpengaruh nyata terhadap sifat morfologi tanaman. Contohnya
tinggi tanaman, ukuran dan warna daun dan bentuk batang. Hal ini dikarenakan
intensitas cahaya matahari dibutuhkan untuk berlangsungnya penyatuan CO2
dan air untuk membentuk karbohidrat sebagai sumber energi bagi tanaman.
Percobaan
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap morfologi
jagung Zea mays pada intensitas
cahaya tinggi maupun kondisi ruangan terhadap morfologi kacang hijau Phaseolus radiatus. Dalam melakukan
percobaan ini dibutuhkan biji jagung Zea mays dan biji kacang hijau Phaseolus radiatus. Langkah pertama
yaitu benih tanaman jagung Zea mays
dan kacang hijau Phaseolus radiatus
dikecambahkan terlebih dahulu dalam sebuah cawan selama semalam. Kemudian
ditanam dalam 2 polybag yang berbeda, satu polybag ditanam 3 biji jagung dan di
tempatkan dibawah cahaya matahari dan 3 biji kacang hijau pada polybag lain
dletakkan di bawah naungan. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu.
Hasil
pengamatan yang dilakukan selama 2 minggu pada dua tanaman berbeda adalah untuk
kacang hijau Phaseolus radiatus,
hanya biji ke 1 dan 2 yang mengalami pertumbuhan, walaupun pada akhirnya
mengalami kematian seperti pada biji ke 3. Biji I mulai berkecambah pada hari
ke 2, tingginya 1,5 cm, daun berjumlah 1. Pada hari ke 3, daun berjumlah 1 dan
masih sedikit ditutupi oleh kotiledon,
dan tinggi batang 6,5 cm. Pada
hari selanjutnya mengalami pertambahan panjang yang signifikan/maksimal dari
hari ke 4 sampai pada hari ke 9 dengan jumlah daun yang tetap yaitu 2 daun,
berturut-turut panjang batangnya yaitu 6,5 cm, 13 cm, 17 cm, 20 cm, 24 cm, 25
cm, 25,5 cm, kondisi daun memperlihatkan warna hijau tua, batang kurus tinggi,
setelah hari itu kecambah mangalami kematian yang disebabkan batang tanaman
patah di dekat ujung batang, sehingga tidak terjadi proses asimilasi pada daun
(daun memperlihatkan kondisi layu). Kecambah ke III, mulai tumbuh pada hari ke
7 yaitu 3 cm, hari ke 8: 10 cm, dan hari ke 9: 10,3 cm, tidak ditemukaanya daun
pada saat batang tumbuh tinggi karena kondisi biji yang ditanam terlalu dalam,
sehingga pada saat daun keluar dari kotiledon mengalami kerusakan akibat
kondisi tanah yang keras, kecambah ini mengalami kematian pada hari ke 10.
Tanaman
jagung yang ditempatkan pada kondisi intensitas cahaya matahari tinggi,
memperlihatkan pertumbuhan yang baik. Biji I dan II mulai memperlihatkan
pertumbuhan pada hari ke 3, sedangkan biji ke III pada hari ke 4. Pada hari ke
3, rata-rata tinggi batang dari ketiga biji jagung yaitu 0,5 cm, koleoptil
(selubung ujung embrio) mulai muncul dengan ukuran yang kecil. Hari ke 4, biji
I dan II memiliki 1 buah daun kecil, biji III belum memperlihatkan daun yang
sesungguhnya, rata-rata tinggi batang 1,03 cm. Pada hari ke 5, biji ke III
memiliki 1 daun, biji II memiliki 1
daun, biji I memiliki 2 daun, warna daun hijau muda, rata-rata tinggi batang
yaitu 1,6 cm. Hari ke 6, rata-rata pertambahan jumlah daun adalah 2, tinggi
batang 3,7 cm, hari ke 7, rata-rata pertambahan jumlah daun masih tetap 2,
tinggi batang 4,3 cm. Hari ke 8-11 rata-rata jumlah daun dari 3 biji yaitu 3 dan
hari 12-14 rata-rata jumlah daun adalah 4. Rata-rata pertambahan tinggi batang
dari hari ke 8-14 berturut-turut adalah 5,2 cm, 5,5 cm, 5,8 cm, 6,06 cm, 6,3
cm, 6,5 cm, dan 6,6 cm. Rata-rata tinggi batang tanaman jagung jauh lebih kecil
dibandingkan dengan tinggi kacang hijau hal ini disebabkan perbedaan perlakuan
terhadap 2 tanaman berbeda dalam hal intensitas cahaya yang diberikan.
Salah
satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dari kedua tanaman yang
berbeda perlakuan ini adalah intensitas cahaya matahari. Pada tanaman yang
diberi perlakuan di tempat naungan memiliki pertumbuhan batang yang tinggi
dibandingkan dengan yang tidak ternaungi contohnya kacang hijau yang tumbuh
tinggi pada tempat teduh. Hal ini disebabkan kerja hormon auksin tidak dihambat
oleh cahaya matahari, namun tanaman kacang hijau cenderung mengarah pada arah
datangnya cahaya sehingga tampak tanaman bengkok kearah cahaya (fototropisme).
Hormon auksin akan berada pada sisi tanaman yang tidak terkena cahaya matahari sehingga
konsentrasi auksin pada tanaman tidak merata. Lain halnya pada tanaman jagung Zea mays yang tumbuh lambat karena
hormon auksin tidak optimal bekerja dalam intensitas cahaya tinggi. Walaupun
demikian, tanaman yang terkena cahaya matahari langsung memiliki daun yang
berwarna hijau dan segar, batang kokoh dan subur. Tidak demikian pada kacang
hijau Phaseolus radiatus walaupun
daun tampak hijau karena ada sedikit cahaya matahari, batang tampak lemah dan
kurus. Hal ini disebabkan sedikit sekali asimilasi yang terjadi pada tanaman
ini karena cahaya matahari sangat berperan penting dalam proses asimilasi.
Pemberian
naungan pada tanaman akan berdampak terhadap proses metabolisme dalam tubuh
tanaman dan akhirnya akan berdampak terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman,
terutama karena kurangnya intensitas cahaya yang diterima tanaman tersebut.
BAB
V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Cahaya matahari
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang berkaitan dengan proses
asimilasi dan kinerja hormon pertumbuhan, tanaman yang ditempatkan di bawah
cahaya matahari (jagung Zea mays)
memiliki morfologi batang kokoh, daun hijau dan kondisi tanaman subur, walaupun
tidak terlalu tinggi. Rata-rata tinggi batang Zea mays dalam percobaan ini berurutan dari hari ke 3-14 adalah 0,5
cm, 1,03 cm, 1,6 cm, 3,7 cm, 4,3 cm, 5,2 cm, 5,5 cm, 5,8 cm, 6,06 cm, 6,3 cm,
6,5 cm, dan 6,6 cm. Jumlah daun sampai hari ke 14 yaitu hanya mencapat 4 buah
daun, pada biji I memiliki pertambahan jumlah daun dan tinggi tanaman yang
cukup tinggi. Sedangkan pada kacang hijau Phaseolus
radiatus pada tempat naungan, memiliki morfologi batang yang kurus dan
tinggi tanaman mencapai > 20 cm.
Lampiran Gambar
Selengkapnya Download file
No comments:
Post a Comment
Semoga bermanfaat...Silahkan komentarnya,,,