BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
Satu
organisme dikenal sebagai individu dan
populasi merupakan sekumpulan organisme sejenis yang berinteraksi pada tempat
dan waktu yang sama. Jumlah individu sejenis yang terdapat pada satuan luas
tertentu dinamakan kepadatan populasi. Antara populasi yang satu dengan
populasi yang lain selalu terjadi interaksi, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam suatu komunitas. Bertambahanya anggota populasi menyebabkan
kepadatan bertambah, sehingga antar individu arus bersaing untuk mencukupi
kebutuhannya (Ferial, 2013).
Hewan-hewan
dalam suatu komunitas tidak terlalu mudah diambil sampelnya seperti tanaman
karena mobilitas dan keragamannya. Diantara komunitas tumbuhan, kehidupan hewan
memperlihatkan stratifikasi, namun stratifikasi ini tidaklah kaku. Hewan-hewan
berpindah dari satu tingkat ke tingkat lannya dalam pencarian makanan atau
karena perubahan dalam faktor-faktor abiotik lingkungan (Michael, 1999).
Komunitas hewan berbeda dari tempat
yang satu ke tempat yang lainnya, dan memerlukan berbagai tata cara dan
peralatan untuk menelitinya. Tata cara umum disebutkan disini. Ini dapat
dimodifikasi seperlunya untuk studi jenis-jenis komunitas yang berbeda. Ini
penting, tidak hanya mengamati dan mencatat jenis, namun juga lokasi dan jumlah
hewan yang ada. Keterangan seperti ini penting untuk menentukan kepentingan
relatif setiap kelompok hewan dalam komunitas, dan hubungan-hubungan yang ada
(Michael, 1999).
I.2
Tujuan Percobaan
Tujuan
dari praktikum ini adalah sebgai berikut:
a. Untuk
menduga/mengetahui populasi dari suatu arela dengan menggunakan metode
Lincoln-Peterson dan metode Zippin.
b. Melatih
keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling organisme dan
rumus-rumus sederhana dalam analisis populasi.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan
ini dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis, 10 dan 11 April 2013 pada pukul
06.00 – 07.30 WITA bertempat di Danau Unhas. Adapun percobaan di Laboratorium
dilaksanakan pada hari Kamis, 11 April 2013 pada pukul 14.00-17.00 WITA
bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi merupakan suatu kelompok
individu dari spesies yang sama yang menempati suatu tempat dan waktu tertentu,
yang dapat berbiak silang dengan sesamanya dan menghasilkan keturunan yang
fertil di alam. Istilah kepadatan akan dipakai bila yang diukur jumlah individu
hewan, sedangkan istilah kerapatan dipakai bila yang diukur jumlah individu
tumbuhan. Kelimpahan populasi merupakan besaran yang menyatakan jumlah individu
spesies yang menempati suatu daerah tertentu. Kepadata populasi merupakan
besaran yang menyatakan banyaknya individu dalam populasi yang dihubungkn
dengan satuan ruang atau tempat dalam waktu tertentu. Ukuran dapat dinyatakan
dalam jumlah individu persatuan luas, volume, ukuran berat atau pun biomassa
(basah atau kering). Kepadatan relatif merupakan proporsi antara jumlah total
individu populasi atau spesies per total individu semua spesies dalam suatu
tempat (Umar, 2013).
Umumnya, ada tiga cara dasar dapat
digunakan dalam perkiraan jumlah dan biomassa hewan bergerak, yaitu Pengambilan
sampel dengan pemindahan (Pengambilan sampel relatif) dengan penjeratan dan
pengumpulan, Hitungan total dari kuadrat (pengambilan sampel mutlak), tata
kerja penandaan dan penangkapan kembali (Michael, 1999).
Salah satu hal yang menakjubkan
dalam penelitian ialah kenyataan bahwa kita dapat menduga sifat-sifat suatu
kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dart
kumpulan itu. Bagian yang diamati itu disebut sampel, sedangkan kumpulan objek
penelitian disebut populasi. Objek penelitian dapat berupa orang, umpi,
organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat kabar dan lainlain. Dalam
penelitian, objek penelitian ini disebut satuan analisis (units of analysis)
atau unsur-unsur populasi (Anonim, 2013).
Pemindahan untuk pengambilan sampel
dengan jerat pengumpulan (Pengambilan sampel relatif) Prinsip yang mendasari
cara ini adalah bahwa jumlah hewan yang terambil yang diketahui pada setiap
saat mempengaruhi penangkapan berikutnya, dan laju tatkala penagkapan luput
akan berbanding langsung dengan ukuran populasi total. Pada saat menerapkan
cara ini, haruslah cermat untuk memastikan cara pengankapan tidak lebih
menaikkan atau menurunkan kemungkinan seekor hewan terkumpul (Michael, 1999).
Pengumpulan dengan jaring vegetasi,
jarring-jaring penyapu umumnya digunakan untuk mengambil sampel serangga
vegetasi. Ini adalah cara yang sederhana dan cepat untuk pengambilan sampel.
Kekuranganya adalah bahwa hanya serangga-serangga yang tidak terjatuh atau
kabur pada saat si pengumpul mendekati vegetasi, yang dapat ditangkap.
Jaring-jaring penyapu adalah jaring-jaring untuk serangga yang lincah, yang
biasaya terbuat dari bahan katun yang tebal, Mulutnya umumnya bulat, namun
mulut yang berbentuk huruf berbentuk
huruf-D (sekitar 30 cm) adalah ideal untuk digunakan dalam tanah ladang, atau
di atas vegetasi yang rendah (Michael, 1999).
Botol pembunuh digunakan untuk
membunuh hama serangga yang tertangkap sebelum diproses lebih lanjut. Botol
pembunuh ini terbuat dari gelas ataupun plastik yang memiliki tutup yang rapat
dan memiliki mulut yang lebar. Pada dasar botol diberi cairan pembunuh seperti
ether atau chloroform. Di antara cairan pembunuh dengan ruang pembunuh
diberikan pembatas berupa saringan (seperti saringan pada penanak nasi) dan
kapas (Pribadi dan Illa, 2010).
Bila jumlah unsur populasi itu
terlalu banyak, padahal kita ingin sekali
menghemat
biaya dan waktu, kita harus puas dengan sampel. Karakteristik sampel
disebut statistik. Kita
sebetulnya tidak tertarik pada statistik. Kita ingin menduga secara cermat
parameter dart statistik. Metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai teori sampling. Ini berarti
sampel harus mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional.
Sampel seperti itu dikatakan sampel tak bias (unibased sample) atau
sampel yang representatif. Sebaliknya sampel bias adalah sampel yang tidak memberikan
kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih (Anonim, 2013).
Cara Ideal untuk memperkirakan ukuran populasi apa pun
adalah membuat suatu hitungan total individu. Bila ini mungkin dalam studi
populasi tanaman, namun tidak mungkin dalam populasi hewan. Pergerakan hewan
dapat menyebbkan hewan yang sama terhitung dua kali. Banyak diantaranya
memiliki perilaku sekretif dan akan sukar untuk dilacak. Bilamana sampel suatu
populasi diperoleh, adalah mungkin untuk membuat perhitungan, pengukuran, atau
pemerian yang tepat mengenai populasi itu. Maksud pengambilan sampel adalah
mengukur sifat populasi total melalui sifat bagian kecil dari populasi. Dengan
demikian , jenis pengambilan sampel yang dibuat menjadi penting dalam analisis
populasi (Michael, 1999).
Metode Capture-Recapture
(Tangkap-tandai-lepas-tangkap kembali-lepas) merupakan metode yang sudah
popular digunakan untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies
hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung, atau mamalia kecil.
Adapun metode capture-recapture yang biasa digunakan antara lain Metode
Lincoln-Peterson (Umar, 2013).
Serangga, seperti kupu-kupu dapat ditandai dengan mengusap sisik-sisik
daerah yang kecil pada permukaan atas sayap dengan sebelah kanan dan meletakkan
label kecil pada daerah ini. Label harus dipotong dari kertas tipis sedimikian
sehingga tidak mempengaruhi daya terbang serangga. Kutu busuk dan
serangga-serangga kecil yang hampir sama dapat ditandai dengan setitik kecil
cat minyak (Michael, 1999).
Metode removal sampling tanpa
pengembalian, metode ini merupakan metode pendugaan yang dilakukan tanpa
melepaskan kembali hewan yang telah
disampling.
metode ini diantaranya adalah, Metode Zippin. Prosedur pendugaan ukuran
populasi metode ini membutuhkan lebih sedikit periode sampling daripaa metode
Hayne. Metode pendugaan zippin dapat dilakukan dengan cara, pada penangkpan
pertama sejumlah hewan tidak dilepaskan kembali (n1), kemudian dalam jangka
waktu tertentu dilakukan kembali penagkpan kedua dan juga hewan tidak
dilepaskan kembali (n2). Sehingga dengan menggunakan persamaan zippin dapat
diduga populasi hewan dalam suatu areal (Umar, 2013).
Memang, sampel mungkin menunjukkan
karakteristik yang menyimpang dari karakteristik populasi. Penyimpangan dari
karakteristik populasi disebut galat sampling (sampling error). Jadi, galat
sampling adalah perbedaan antara hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil
yang didapat dari sensus (Neter, Wasserman, Whitmore, 1979: 195). Statistik
dapat membantu kita menentukan sampling error hanya bila kita menggunakan
sampel tak bias. Sampel tak bias adalah sampel yang ditarik berdasarkan
probabilitas (probability sampling). Dalam sampel probabilitas, setiap unsur
populasi mempunyai nilai kemungkinan tertentu untuk dipilih. Karena sampel ini
mengasumsikan kerandoman (randomness), maka sampel probabilitas lazim juga
disebut sebagai sampel random. Bila kita mengambil sampel tertentu berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu, kita memperoleh sampel pertimbangan
(judgemental sampling), disebut juga sampel non-probabilitas. Untuk kedua jenis
sampling ini, ada beberapa alternatif teknik penelitian sampel. Teknik
penarikan sampel sering disebut rencana sampling atau rancangan sampling
(sampling design) (Anonim, 2013).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Botol
ukuran 600 ml dan sweeping Net (jaring
serangga).
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain
Serangga, tinta cina, dan alkohol 70%.
III.3
Cara Kerja
Cara
kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut
:
a. Memilih lokasi yang akan diamati ,kemudian
menangkap serangga menggunakan jaring serangga (sweeping net).
b. Melakukan
penangkapan beberapa kali kemudian hasil tangkapan diberi tanda pada bagian
tubuh tertentu yang kemudian dilepaskan kembali.
c. Melakukan
penangkapan pada hari kedua di tempat yang sama, hitung jumlah serangga yang di
dapat dan carilah serangga yang memiliki tanda.
d. Memeriksa
atau Menghitung jumlah hewan yang
bertanda yang tertangkap dalam penangkapan kedua.
e. Menghitung
pendugaan populasi dengan menggunakan metode Lincoln – Peterson dan metode
Zippin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2013. Teknik Penarikan
Sampel.http://www.uns.ac.id/data/0019a.pdf. Diakses pada tanggal 11 April 2013, Pukul 21.23 WITA, Makassar.
Ferial, Eddyman W., 2013. Pengetahuan Lingkungan. Jurusan Biologi. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Michael, P., 1999. Metode Ekologi Untuk
Penyelidikan Ladang Dan Laboratorium. Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
Pribadi,
Avry dan Illa Anggraeni (2010). “Mitra Hutan Tanaman” Teknik Koleksi Dan Identifikasi
Serangga Haa Pada Tanaman Hutan.Vol.5 No 3, Nopember 2010, hal: 99 - 110.
Umar, Muhammad Ruslan, 2013. Modul Bahan Ajar Ekologi Umum. Jurusan Biologi. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Umar, Muhammad Ruslan, 2013. Ekologi Umum Dalam Praktikum. Jurusan Biologi. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Laporan Lengkapnya dapat diunduh disini
No comments:
Post a Comment
Semoga bermanfaat...Silahkan komentarnya,,,