"Sebenarnya kisah ini sudah lama terjadi, tepatnya di awal tahun 2016 kemarin. Sebuah perjuangan yang jika dilihat belum ada apa-apanya, namun memiliki hikmah pelajaran yang bisa didapatkan"
Siang
itu keadaan di dalam rumah begitu panas, maklum saja beberapa hari ini cuaca di
Kota Makassar masih saja tidak menentu, kadang-kadang hujan, kadang-kadang
panas. Jika cuaca panasnya datang, masya
Allah betapa panasnya jika berada di dalam ruangan sehingga hari itu saya
memutuskan untuk duduk di depan pintu rumah saja sambil memperhatikan lalu
lalang kendaraan yang lewat sambil sesekali melihat notifikasi sosmed di Smartphone saya. Buku yang berjudul
“Dari gerobak jadi alphard” yang menjadi buku bacaan saya hingga hari yang
panas ini masih berada dalam pangkuan dari saat pembelianya beberapa hari
kemarin. Buku itu sudah menjadi buku bacaan
kedua saya tentang perjuangan seseorang dalam
mencari jati diri dan bagaimana perjuangan mereka dalam menghadapi kerasnya
alam semesta ini. Akhir-akhir ini semangat saya kian menurun dan motivasi saya untuk
rencana kedepan mulai pudar selepas seminar hasil penelitian dan disibukkan
dengan revisi skripsi dari dosen penguji serta kesibukkan dalam persiapan ujian
sidang. Saya ingin membakar semangat saya lagi seperti cuaca saat itu yang lagi
bergejolak serta mengukir kembali motivasi saya untuk melakukan berbagai hal
kedepanya seperti dalam buku “Melampaui mimpi”. Mungkin, ah....bukan tetapi pasti dengan membaca beberapa kisah pejuangan
orang, saya akan banyak mengambil pelajaran dari mereka yang tidak pernah
berkata “mungkin” tetapi “pasti” dalam kamus mereka.
Beberapa hari ini saya masih kurang
motivasi untuk melangkah maju. “Setelah ujian sidang mau kemana? kalau sudah
wisuda mau kemana? mau lanjut studi atau langsung kerja? mau merantau kemana
nanti?”. Banyak pertanyaan muncul dikepala saya dan saya belum mampu
menjawabnya. Kalau biasanya saya menuliskan target apa selanjutnya yang akan
saya lakukan selanjutnya dalam buku catatan kecil, tetapi saat ini buku cataan
saya hampir penuh dan saya enggan untuk
menggantinya yang baru. Saya kembali membuka catatan kecil saya untuk melihat
hal-hal yang belum dilakukan dalam minggu ini, semuanya masih seputar skripsi. Masih
banyak list yang belum dikerjakan. Lagi-lagi
karena permasalahan motivasi.
Sesaat saya tersadar kembali dari
perdebatan yang ada di dalam diri ini. Pandangan saya tertuju dengan sekelompok
orang, 2 pria dan 2 wanita yang kelihatanya bingung datang menghampiri saya dan
membuat saya terkejut.
“Permisi, apakah kakak sendiri di rumah” Tanya salah
satu pria besar, “iya, maaf ada yang bisa saya bantu” jawab saya dengan tatapan
saya curiga dari keempat orang yang berpakaian rapi dengan kemeja batik yang
dikenakan dan membawa tas ransel hitam, mungkin mereka mau menjual produk
kepada saya. Ah saya paling malas jika harus menghadapi hal ini. “kami mohon izin untuk istirahat sebentar sebelum
melanjutkan kembali perjalanan kami” pinta pria bertubuh besar itu. “mohon
izinkan kami untuk istirahat sejenak” lanjut salah satu teman wanitanya. Wajah
saya melongo, saya terkejut bukanya mereka menawarkan produk eh malah minta izin utnuk istirahat di
rumah. Saya masih tambah tidak percaya, tiba-tiba pikiran saya langsung ke arah
yang tidak-tidak, mulai dari kasus pencurian dan penipuan, hipnotis dan minta
tolong untuk istirahat di rumah korbanya dengan modus menawarkan jasa, seperti
kejadian yang ada di pemberitaan media saat itu melintas di
pikiran saya.
Akhirnya mereka menjelaskan maksud tujuanya kepada saya dan saudara saya yang
ada pada saat itu karena mereka melihat kecurigaan pada wajah saya. Mereka
hanya sales yang kalau tidak salah berasal dari Medan
datang ke Makassar untuk menawarkan produk kesehatan mereka di sini.
Setelah akhirnya memutuskan untuk mengizinkan mereka masuk ke dalam rumah, pria
bertubuh besar meminta izin menggunakan peralatan makan yang ada di rumah untuk
menikmati nasi bungkus yang dia bawa. Kemudia minta izin untuk mencharger Hp dan menggunakan toilet (tidak penting untuk disampaikan..hehe).
Tampak wajah mereka begitu senang bisa diizinkan menumpang sambil sesekali
mereka bertanya seputar kehidupan kami. Percakapan kami akhirnya terjalin
walaupun saat itu kami tidak saling memperkenalkan diri tetapi mulai hilang
rasa kecurigaan terhadap mereka. Astagfirullah,
saya suudzon kepada mereka. Mereka hanyalah orang-orang yang berjuang untuk
bisa sukses, mereka merantau dari Medan ke
Makassar harapan mereka bisa menjual produk yang mereka tawarkan. Sangat jelas
terlihat ukiran wajah penuh semangat yang ada pada mereka, suara yang khas
yaitu khas orang Medan.
Orang Sumatera dan Sulawesi memang terkenal dengan
orang-orangnya yang suka merantau demi merajut hidup. Lagi-lagi saya banyak
belajar dari perjuangan mereka. Allah memberikan kepada kita banyak pelajaran
yang bisa didapatkan dari kerasnya kehidupan ini yaitu melaui orang-orang yang
berjuang.
Saya sadar bahwa orang-orang yang
berjuang pasti memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya. Seperti ditampar dengan
kehadiran mereka, saya harus lebih menguatkan tujuan saya untuk melangkah
kedepan. Terpikir kembali akan keberadaan catatan kecil saya yang sebaiknya
perlu diperhatikan. Saya perlu menuliskan target yang akan dilakukan.
Sangat sederhana “Hidup adalah perjuangan, kalau
lapar ya pasti makan, makanan didapatkan dari hasil usaha, yaitu kerja, seorang
pekerja harus bekerja untuk mendapatkan uang” dari situlah siklus hidup
terjadi. Hanya satu kata besar yaitu “berjuang”. Saya ingin melangkah maju dan
punya tujuan yang jelas, langkah saya harus jelas. Saya harus mampu menjawab
semua pertanyaan yang muncul dari kepala saya. Saya harus mengukir kembali semua dalam buku
catatan saya dan berjuang mewujudkanya. Saya kembali teringat impian saya dulu
sejak SMA yaitu melanjutkan studi ke Jepang. Impian saya untuk merantau seperti
orang-orang sukses lainya yang mengawali perjuangan mereka dengan “merantau”.
Kisah perjuangan yang masih terus berlanjut dan akan terukir, begitulah yang memang harus dilakukan...karena semuanya butuh perjuangan
No comments:
Post a Comment
Semoga bermanfaat...Silahkan komentarnya,,,